Sahabat

Sahabat adalah mereka yang tahu semua kekuranganmu, namun tetap memilih bersamamu ketika orang lain pergi meninggalkanmu.

Rencanamu

Segera laksanakan rencana keberhasilanmu di hari ini, jangan tunda lagi, jangan buang waktu, karena waktu tidak bisa menunggu.

Hidup

Hidup ini bukan tentang apa yang dipikirkan mereka yang membencimu, namun tentang apa yang dipikirkan Tuhan yang menyayangimu.

Menulis

Tulislah apapun yang sedang kamu pikirkan walaupun hanya sebaris!

Monday 28 August 2017

Abacip



Andaikan
setiap orang adalah tukang sampah, mungkin
Bumi akan jadi lebih hangat
Mungkin juga tidak

Abacip bangun petang
saat manusia belum tidur,
mencari hati
yang hilang.
Mujud ciptaan kepalanya
berganti bila digenggam. Lebih sering dari setan berubah jadi-jadian.

Aku senang tak pernah bisa
menggenggam apa-apa. Tapi tetap, kehilangan. Atau aku mengecap terlalu banyak, dengan pori-pori di sekujur

jasmaniku?

Abacip
kehilangan sumur di mata, pipi keriputnya sendang tandus yang basah. senyum di tàngan kakinya mengorek
kubangan komor, tempat berpesta
tuan nona dengan tari larva
yang menggemaskan tikus-tikus

jelata.

Sunday 27 August 2017

Hanya (mungkin)



Perjalanan ini
terlalu panjang
Untuk kusantap dengan
lidahku.


Aku berlari saat tertidur
atau (mungkin)
tertidur saat mengejar bayanganku
sendiri, yang lebih nyata
dari sekadar wajah
dipantul cermin

Mataku mendengar suara
yang takpernah kau katakan
karena
liang kupingku kebas menyecap duli
yang berbusa-busa
dari dalam lambung buncit


yang mengais iba.
Aku ingin bicara
pada telinga
sendiri, sedang bibirku sibuk mengunyah karbon di jalan
raya.


Kata-kata yang tak kumengerti
artinya, kadang terlahir tanpa aba-aba. Dari rahim yang kosong


di dalam kepala.
Aku menuju engkau
yang terus berjalan dan tak pernah


sampai. Agar mampu kunikmati
hasrat untuk melihatmu
dari jarak yang


kubenci. Aku terkadang hanya ingin
memuja sosok
yang tak kukenal.


(mungkin) diriku
Sendiri


Sunday 6 August 2017

Realisme Sosial dan Perang Aksara: Review Cerpen Uncle Ik



Sejarah dunia berlangsung dalam dikotomi perang dan harmoni. Perang sendiri adalah sebuah siklus yang hampir tak pernah putus, ibarat ayam dan telur, telur atau ayam. Entah mana yang lebih dahulu, perang yang menciptakan neraka dunia, atau setan-setan yang menyulut perang.