If you don’t like your work, you’ll need three times the energy
to force yourself to work, to resist the force, and finally to work.
If you love your work, your desire to do it, will be like a wind
to propel your ship with much less fuel.
If you like your work, you work no more
for work when you like it, is work no longer
but sheer enjoyment.
If you enjoy your work, you’ll work and work
without counting the hours
and you’ll reap and enjoy, more earnings as well.
Puisi
indah karangan HL Nery yang saya kutip di atas, pertama kali saya kenal dari
guru Bahasa Inggris SMA saya di Malang. Arti dari puisi di atas, benar-benar
mengena di hati saya, sehingga saya seringkali menjadikannya sebagai nasehat
dan motivasi ketika suatu saat saya merasa bosan melakukan aktivitas saya.
“ jika kamu tidak menyukai pekerjaanmu, kamu akan
butuh tiga kali energi. Pertama, energi untuk memaksa diri bekerja. Kedua,
energi untuk bertahan dari paksaan yang menyakitkan , dan ketiga energi untuk
bekerja itu sendiri.
Jika
kamu mencintai pekerjaanmu, hasrat kita laksana angin, yang akan mendorong
perahu kita, sehingga lebih sedikit bahan bakar yang kita butuhkan.
Jika
kamu menyukai pekerjaanmu, kamu tidak lagi seperti orang bekerja. Pekerjaan
yang kita lakukan dengan suka hati, bukan lagi seperti sebuah pekerjaan, tetapi
sebuah kesenangan.
Jika
kamu menikmati pekerjaanmu, kamu akan bekerja dan bekerja, tanpa menghitung
waktu. Kamu akan melesat dan menikmati, dan
mendapatkan hasil lebih banyak. “
Bekerja
dengan hati, demikian banyak orang-orang sukses menuturkan rahasia di balik
kisah sukses mereka. Kesuksesan pada akhirnya datang kepada orang-orang yang setia
terhadap keyakinannnya melakukan apa yang mereka sukai. Karena bekerja dengan
hati, segala macam tantangan menjadi lebih ringan dilalui. Thomas Alfa Edison
butuh waktu berkali-kali gagal hingga pada akhirnya menemukan bola lampu yang
saat ini dikembangkan dan digunakan seluruh manusia. Dan setiap kali gagal, dia
bersyukur karena mememukan contoh yang salah dan kembali melanjutkan
eksperimennya. Soichiro Honda, mengatakan bahwa kesuksesannya hingga kendaraan
bermerek nama dirinya yang saat ini dinikmati semua manusia di penjuru dunia,
hanyalah 1 % dibanding 99% kesulitan yang pernah dialaminya. Dan kesulitan
tersebut tidak akan berujung sukses jika Honda tidak menyukai apa yang
dilakukannya. Steve Jobs, bahkan pernah dipecat dari perusahaan besar miliknya yang
dirintis sendiri bertahun-tahun dari garasi rumahnya. Jika bukan karena
kebesaran hati dan kesetiannya pada dunia yang dicintainya, manalah mungkin
bisa kembali berjaya dan memberikan lebih banyak temuan bagi masyarakat dunia.
Mereka hanya sedikit contoh orang-orang yang berhasil mengatasi segala macam
kesulitan dalam pekerjaannya. Bagi orang yang mencintai pekerjaannya, kesulitan
adalah tanntangan yang harus ditaklukkan. Bukan monster yang membuat kita
berlari dan berteriak menjauh.
Bagi
saya, mengajar memiliki rasa seperti itu. Sejak kecil saya selalu menuliskan
dan mengatakan saya ingin menjadi seorang guru. Berbagi ilmu dan mengajari
orang hingga berhasil mendatangkan kebahagiaan yang meluap di hati saya. Dan
itu sangat menyenangkan. Demikianlah, saya mempersepsikan mengajar dalam hati
saya. Bagi saya mengajar seperti hobi. Bagi saya mengajar seperti belajar. Dan
bagi saya mengajar dan berkumpul dengan murid-murid saya menjadi waktu yang
sangat menyenangkan bagi saya. Kesenangan saya terhadap aktivitas ini justru
lebih banyak membahagiakan saya dari pada seperti sebuah beban. Dan kesenangan
dan kebahagiaan tersebut menjadi anugrah Allah yang sungguh tak terkira. Adapun
kesuksesan saya karena hal tersebut, saya yakin, hanyalah bonus yang
mengiringi, jika Allah menghendaki.
No comments:
Post a Comment