Pagi ini terlalu cerah untuk kulewati. Dari sadel sepeda matic oren-ku, kutoleh hijau hamparan di kanan-kiri. Udara segar. Kurasa akan banyak senyum sepanjang hari yang hebat ini.
Di dalam kepalaku ada senandung. Aku mengikuti iramanya sambil menghentak-hentak badan. Sampai tiba-tiba…
“BRAKKK!!!”
“ya Tuhan, apa itu?” Spontanku
Sesuatu baru saja menabrakku dengan keras, sangat keras. Anehnya, aku tak merasakan apapun. Selain pipiku memanas seperti tertampar, tak ada sakit lainnya lagi. Masih sehat wal-afiat.
Kucoba menggerakkan bibir dan mulut, aku masih bisa tersenyum tanpa hambatan. Lalu tangan, keduanya kuangkat. Nomal semua. Kedua kakiku selanjutnya. Sama. Tak ada retak, apalagi patah tulang. Tapi bagaimana dengannya tadi? Sakitkah dia? Selamatkah jiwanya?
Kulirik jam tangan, tingal sedikit menit tersisa. Itupun jika aku melaju buru-buru. , jika tidak aku pasti terlambat. Kalau ku tinggal begitu saja, tidakkah aku kejam? Kasusnya akan melebar seperti tabrak lari? Tapi sebetulnya, dia yang menabrakku. Aku justru korban. Bagaimana ini? Hatiku asli galau. Akhirnya egoku yang menang.
Dengan meredam segala sesal, aku meluncur. Ternyata hari ini tak seindah yang kubayangkan.
Itulah kisahku pagi ini, saat aku mengalami kecelakaan, ditabrak KUPU-KUPU.
Endingnya bikin senyum, :)
ReplyDeleteditabrak kupu* hemm leg ughaa :)
ReplyDeleteOwalah...mungkin si kupu-kupu lagi buru-buru ya
ReplyDeleteUntung kupu-kupu, kalau ditabrak sapu-sapu...eh...#zwiingkaburganyambung..:)
ReplyDelete:)) thank you for visiting, i'll visit you all
ReplyDelete:)) thank you for visiting, i'll visit you all
ReplyDelete