Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bilik adalah ruang-ruang
kecil yang bersekat. Namun bilik ini
berbeda.
Kenapa? Tak bolehkah kita menamai bilik pada ruang yang tak
bersekat?
Baiklah kalau kawan memaksa, aku akan katakan, sebetulnya
dia bersekat.
Mana?
Sekatnya maya. Sekatnya adalah asyiknya jogging dan nikmatnya
aneka kulinari yang menutup mata pengunjung car free day dari dasaran buku ini.
Tepat bakda Shubuh bilik ini dibangun. Alasnya selembar
tikar 1,5 x 2,5 meter.
Di atasnya, segala jenis buku dihamparkan. Dari novel,
kumpulan cerpen, puisi atau non fiksi.
Dari kisah cinta, ibadah, hingga motivasi. Temanya komplit
buat balita, ibu hamil, atau manula
Di sudut depan, sebuah X banner berdiri. Isinya menegaskan,
ini benar sebuah bilik, bukan teras atau
serambi.
Bilik ini menghadap selatan. Sedang timurnya, beton
bekeramik yang diserupakan kursi. Belakangnya, batas utara, sebuah ruang mini
berbentuk octagon yang belum punya
fungsi.
Lalu apa di sisi barat? Ada Ibu penjaja kolam pancing
plastik yang juga menjadi pembaca pemtama bilik baca.
Nah itulah bilik baca yang kukelola bersama teman-teman
Forum Lingkar Pena Tuban. Bila kawan sudi mampirlah ke car free day di kota
kami.
Kenapa kami harus susah-susah menggelar bilik terbuka ini?
Bukankah sudah ada perpustakaan umum? Perpustakaan sekolah?
Yup, benar. Tapi kami tak yakin pengunjungnya sudah
menunjukkan angka seperempat jumlah penduduk produktif di kota kecil kami.
Apalagi separuh. Perpustakaan sekolah, sepertinya nasibnya tak jauh beda.
So, why? Tak bisakah
kita terus menulis aja? Kita komunitas menulis kan, bukan komunitas baca?
This is it, kawan!
Kalau kita rajin menulis tapi tak membangun minat baca di
masyarakat, siapa yang akan baca karya kita nantinya?
Membawa bilik baca ke tengah keramaian bukan ajang sok-sok’an
atau keren-kerenan. Dengan ini kita berkampanye. Membaca itu asyik. Membaca itu
butuh. Sama butuhnya dengan berolahaga dan makan-minum. So, pengunjung car Free Day yang hobi nyeport dan berwisata
kuliner akan lebih komplit rekreasinya kalo mampir baca di bilik kami yang
tanpa sekat.
Eit, beranjak siang, pengunjung kami bertambah ramai. Alhamdulillah...
meski belum mewakili separuh pengunjung pasar rakyat setiap Ahad pagi ini.
Tapi one day, kami yakin itu bukan hal yang mustahil, karena kami selalu setia menanti mereka semua di sini, setiap Ahad pagi
#ODOP
#MenulisSetiapPagi
Subhanallah, mbak hidayati..
ReplyDeleteSaya suka semangat juang,mbak..
Doakan sllu istiqomah ya, uni :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteMenginspirasi mba, jadi ingin mengadakan juga.
ReplyDeleteAyo mbak Nindy, di coba aj! Asyik lho!
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemaksd sy hebat mb hidayati..maaf...
Deletemaksd sy hebat mb hidayati..maaf...
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletembak hidayai keren sekali sama FLP Tuban nya. Semoga konsisten n cepet terwujud visinya.. :D
ReplyDeletedaerah kota 1,5 jam lebih kalau saya spedaan, semoga suatu hari bisa bergabung :))
Okay, dtunggu ya! :)
DeleteMbak Hiday, terima kasih sudah menginspirasi. Keren banget...
ReplyDeleteMohon doanya agar istiqomah ya mbak :)
ReplyDeleteWow..amazing.
ReplyDeleteWow..amazing.
ReplyDelete