Faidza Azamta fatawakkal alallaah (QS 3: 59)
Dan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah swt.
(QS Ali Imron; 59)
Kenapa saya harus nulis ini?
Karena ngerasa berhutang budi banget sama para awardee LPDP yang mau bebaik
hati nebar-nebarkan cerita and tipsnya berburu beasiswa ini di blognya. Darinya
saya banyak dapat gambaran, motivasi, plus masukan untuk menghindari hal-hal
tak perlu.
Untuk sukses, kita tak perlu
gagal dulu. Cukup ngaca dari pengalaman orang, lalu berusaha menghindari
kesalahan yang sama.
Nah kali aja cerita saya ini juga
manfaat, buat kasih referensi bagi yang pengen atau lagi proses daftar, atau at
least buat dongeng-dongengan deh buat yang sekedar nyasar mampir di blog saya. Ihihihi...
Bagi yang belum baca, bolehlah
anda tengok 2 link tersebut. Moga-moga bisa nemu apa… gitu.
Pada punya kan?
Ya iyalah, sebelum daftar program S2 atau s3, pastikan anda telah lulus di
jenjang sebelumnya, jadi anda tak bingung lagi cari ijazah dan menguploadnya.
Atau buat yang ijazahnya dijaminkan buat cari pinjeman, segera keluarin deh!
Kasian ijazah yang tak berdosa harus ikut menanggung beban hidup anda. Kekeke…
# Transkrip
NNai
Because ijazah and transkrip are a set, sehati sejiwa sepenanggungan, jadi idem atas yah…
Because ijazah and transkrip are a set, sehati sejiwa sepenanggungan, jadi idem atas yah…
# Essay
dan Rencana Studi
Nah ini bagian
yang paling lamaa dan butuh mikiiir banget buat dikerjakan. Ada 3 tulisan yang
harus kita buat sedetail dan sematang mungkin tentang Sukses Terbesar dalam Hidupku, Kontribusiku bagi Indonesia, dan Rencana Studi.
Kenapa esai kita
harus super oke? Karena mereka nantinya akan jadi data untuk melihat sejauh
mana kompetensi dan komitmen pelamar, serta mencadi acuan pertanyaan pada tahap
wawancara. So, esai yang panjangnya nggak lebih dari 500 kata ini, harus mampu
menjawab informasi inti yang ditanyakan pihak pemberi beasiswa, dengan pilihan
kalimat yang cerdas dan mampu menonjolkan kualifikasi kita.
Tapi, awas!!! Kalo
kita berlebihan, kita pula yang bakal mati kutu di meja wawancara. Maka jangan
sampai kenyataan tak seheboh info yang kita tuliskan. Nah pusing tak? Intinya kan,
wawancara merupakan tahap veifikasi dari kebenaran data yang sudah disubmit
pelamar dalam curriculum vitae, esai dan rencana studi.
Nah tentang
rencana studi, melakukan riset ke calon kampus tujuan, calon prodi atau
peminatan yang kita tuju, sifatnya wajib banget. Berapa jumlah total sksnya,
berapa rincian sks per semesternya, kajian apa saja yang sudah kita pelajari dan
akan kita perdalam, serta kajian-kajian baru apa saja yang nantinya akan kita
hadapi. Termasuk juga minat kita mempelajari apa.
Akan sangat
membantu pula jika kita sudah sampai ditahap faham pada siapa saja dosen di
calon kampus tujuan, wa bil khusus
yang punya concern dengan kajian yang akan kita teliti nanti. Apa saja kegiatan
di luar kampus yang akan kita lakukan untuk pengembangan diri, dan yang paling
penting, mau jadi apa kita setelah lulus. Peran apa yang akan kita lakukan
untuk membangun Indonesia setelah kita kembali ke masyarakat.
Essai saya
sendiri seperti apa? Nggak perfect sih, bahkan ada beberapa ejaan yang masih
salah. Seorang kawan yang sudah ahli dalam per-esai-an saya minta jadi reader
untuk esai yang saya tulis pertama kali. Tau apa komentarnya? “kok esaimu rasa
novel gini sih?”
Ehehehe, saya
nyengir sendiri. Sejujurnya itu esai rasa ODOP, gaya nulis saya yang formal
ilmiah jadi ngilang entah kemana. Dan memang sih, lagi nyambi bikin novel juga,
ceritanya. Ternyata susah ya misahin feelnya bikin novel sama bikin esai ilmiah
di saat bersamaan. Ya iyalah… please deh!
Akhirnya
saya edit lah tuh esai. Tapi waktu proses upload, sistemnya malah nolak karena
masih lebih dari 500 kata. Maka pada jam yang sudah kritis untuk mengirim
dokumen itu saya harus edit cepat-cepat.
Kalo pengen tau
kayak apa itu jadinya, kapan-kapan deh akan saya post terpisah.
# Sertifikat
Bahasa yang diakui LPDP dan masih berlaku.
Sertifikat yang
boleh digunakan untuk apply beasiswa ini adalah ITP/ IBT TOEFL, TOEIC, dan IELTS dengan skor untuk kampus tujuan dalam
negeri, ITP: 500, IBT: 61, TOEIC: 600
dan IELTS: 6,0. Sedangkan untuk kampus tujuan luar negeri , ITP: 550, IBT: 79,
TOEIC: 750 dan IELTS: 7,5.
Nah, saat tes
substansial kemarin, saya ketemu teman yang tidak menggunakan
sertifikat-sertifikat tersebut tapi menggunakan TOAFL. Dan ternyata diperkenankan
lho. Secara jurusan yang diambil adalah agama. Tapi pas tau bahwa di ruang
wawancara, para interviewer bisa pakai Bahasa Inggris sewaktu-waktu, dia keder
juga.
Maka kalo saran
saya, bahasa selain Inggris boleh aja, tapi Bahasa Inggris is a must. Kalo belum
nyampe, mending upgrade dulu dari pada setengah-setengah. Eman tenaga, waktu
dan biayanya buat kesono kemari. Apalagi jatah daftar LPDP bagi tiap pelamar Cuma
2 kali. Setelah dua kali gagal berarti LOE GUE END, ahaha
# Surat pernyataan tidak sedang dan akan menerima beasiswa lain, berkelakuan baik, sanggung mengabdi pada masyarakat setelah lulus, dan sanggup menyelesaikan studi tepat waktu.
Ini sih tinggal
ngopi aja da nisi. Nggak susah. Yang penting kita bisa jaga amanah kalo kita
sudah beneran jadi awardee. Nah!
# Surat
ijin belajar dari atasan (bagi yang udah kerja).
Ini juga sama. Tinggal
isi, minta tanda tangan dan upload. Yang susah adalah kalo atasan kita galak
atau gak support. Nah berarti urusan itu harus anda selesain duluan. Atau kalo
memang dah mantep mau study, ya udah deh, kerjaan nati-nanti disambung lagi.
Eh, solusi gak ya?
# Surat
Rekomendasi. Ini kemaren udah saya ceritain satu judul sendiri di http://sinichikazumi.blogspot.co.id/2016/06/jalan-panjang-mengejar-lpdp-2-berburu.html,
# KTP
Nah biarpun cuma
upload KTP, tapi buat saya malah ceritanya jadi drama banget. Masak KTP saya
ilang pada saat saya lagi proses daftar sih. Duuuh. Harus ke kantor polisi
jadinya. Kemudian ngurus buat KTP baru, mulai dari RT, kecamatan trus nakerduk.
Padahal kerjaan lagi buanyaaak banget waktu itu. Susah nyempetin mau keluar
sekolah buat ini itu. Eh… ndilalah udah mau deadline, tuh KTP ketemu deh. Thank
You ya Rabb…
# Surat
Keterangan Berbadan Sehat dan Bebas Narkoba dari RS pemerintah.
Ngurus ini nggak
lama sih sebenarnya, sehari selesai. Cuman ngantrinya lumayan. Tapi
alhamdulillah yang jaga klinik umum di RSUD adalah mamanya murid saya. Thank
You lagi ya Rabb
# SKCK
Sebenernya bukan
syarat untuk di upload d berkas kelengkapan. Tapi jadi salah satu dokumen yang
akan diverifikasi setelah kita dinyatakan lulus seleksi administrasi. So, dari
pada nggak keburu, SKCK saya urus sejak awal.
1 # LOA
dari perguruan tinggi dalam daftar LPDP
Yang ini, kita
nggak harus upload dulu kalo belum punya. Nggak jaminan juga kalo punya LOA
trus kita bakal diprioritaskan untuk lolos. LOA bisa kita cari setelah
dinyatakan lolos seleksi. Hanya saja, ketika udah ada LOA, Persiapan
keberangkatan (PK) kita akan didahulukan. Secara, panggilan kampus udah segera.
Nah demikian
gambaran tentang persiapan ngelamar LPDP yang harus anda siapkan kalo minat
sama beasiswa ini. Semoga cerita saya yang agak ngalor ngidul ini manfaat. Dan…
nantikan kelanjutannya ya…
Tes Substansial,
tahap paling heboh, hari H yang kita nanti-nanti…
saya telat, harusnya dulu ikut yang beginian mbk Hiday
ReplyDelete#ngimpi :)
Kalo umurnya blm telat, dicoba aj mas
ReplyDelete