Monday, 5 June 2017

Speed Reading, Hempas Kebosanan Membaca

  

Judul Buku : Speed Reading for Beginners (ebook)
Penulis : Muhammad Noer
Tahun : 2009
Jml halaman : 89


Apakah anda orang yang selalu antusias membaca, atau termasuk yang mudah diserang kantuk saat serius menatap buku? Jika anda yang kedua, berarti kita sama.



You know what? itu manusiawi, dan kita akan mencari solusi tepat untuk menghempas masalah ini.


Well, alasan orang tidak suka membaca adalah karena banyaknya waktu yang harus dihabiskan, semenarik apapun bukunya.


Tapi jika anda masuk dalam golongan segelintir orang yang mampu menghayalkan buku selezat pizza (seperti istilah Pak Hernowo), saya harus memberi selamat. Anda istimewa!


Karena membaca adalah aktivitas membosankan dan memakan waktu, maka ketika kecepatan baca meningkat, keinginan untuk belajar banyak hal menjadi semakin besar.


Teori ini bermula ketika Evelyn Wood, seorang guru sekolah, mencoba meneliti mengapa ada orang yang bisa membaca sangat cepat dan mengapa yang lain tidak. Dia melakukan penelitian dan wawancara untuk menemukan pola tertentu. Sampai akhirnya Wood menemukan cara dengan alat bantu tangan untuk menunjuk teks bacaan dan menyusurinya dengan cepat.


Lewat cara ini mata terbantu dan dipaksa bergerak lebih cepat. Cara ini dikenal dengan “metode Wood” yang kemudian berubah nama menjadi Reading Dynamics di tahun 1958. Sejak saat itu istilah Speed Reading mulai dikenal secara luas.


Dengan membaca cepat kita akan terbiasa fokus pada inti bacaan, kata kunci, konsep-konsep utama pembahasan, serta membedakan paragraf utama dengan paragraf penjelas. Selain itu, kita juga bisa menentukan bagian mana yang perlu dikuasai secara khusus dan mana yang bisa ditinggalkan tanpa harus kehilangan inti bacaan.


Latihan dasar membaca cepat bisa dilakukan dengan beberapa teknik antara lain mengenali kata dengan cepat, mengenali frase, membaca kelompok kata dan melatih jangkauan mata.


 Adapun teknik membaca terstruktur dapat dilatih melalui tahapan SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Ada juga teknik semisal yang dinamai PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test).


Sementara, Stanley D Frank memiliki teknik lainnya yang disebut Pembacaan Berlapis (Layered Reading) dengan tahapan: Overview, Preview, Reading – Postview, Review).


Ketiga tahapan ini tidak jauh berbeda, pada dasarnya. Inti dari kesemua cara tersebut adalah adanya proses persiapan sebelum membaca penuh, baik melalui survey-question, preview-question, atau overview-preview. Kemudian, setelah tahapan membaca dilakukan. Ada lagi proses penguatan atau pengecekan pemahaman melalui recite-review, summarize-test, atau postview-review.


Nah, sebenarnya apa keuntungan dari membaca cepat? Dengan membaca cepat, menurut informasi buku ini, kita akan terbiasa memilah informasi penting dan tidak, mampu menguasai informasi dengan cepat dan tanpa buang waktu, serta meningkatkan pemahaman.


Bagaimana jika membaca cepat justru membuat kita semakin bingung?

No comments:

Post a Comment