Topik yang harusnya saya tulis adalah, “kenapa saya gigih membaca”?
Tapi sedihnya, itu enggak saya, banget. Malu rasanya. Kalo bisa (sejenak lupa malu) mengaku, bacaan saya masih minim. Dari seratus persen buku yang ada di rak, 50 persennya saja entah sudah tuntas atau belum.
Kesindir sangat saat akhir tahun lalu beberapa orang membuat pengakuan tentang, this year i read blabalabla books. Saya cuma meringis dalam hati karena tak sanggup menghitung, berapa buku yang sudah saya baca tahun ini ya? ada yang bilang, “beli buku itu menyenangkan, membacanya, lain lagi.” Duh, kena lagi saya.
But, tiba-tiba saya dapat durian runtuh ketika FLP Jatim buka program Reading Challenge. Di sesi kenalan, semuanya bercuap ini itu soal hobinya membaca. Saya ikutan sok iyes. Padahal, suer... tak ada satu insan pun tahu betapa susahnya saya membayangkan buku selezat Pizza.
Tapi alhamdulillah, saya bertahan juga sampe hari ini. Dari kelas reguler yang (entah kena ramuan sakti Weasley yang mana) saya ternyata jadi juara, ke kelas middle yang keteteran diburu deadline harian di sela nulis dan nugas kuliah (apologi banget), sampai ke kelas high reader yang beuuuh.. pokoknya narget harus lulus.
And here i am... tulisan ini (terpaksa) saya buat sebagai refleksi naik kelas sekaligus anak kunci untuk masuk kelas terakhir, Super Reader. Oh Nooo... Oh yees... (terharu heboh).
Okay, terlanjur kuyub, mari lanjutkan tantangan ini sampai cemilan terakhir habis (dan beli lagi habis lagi). Kalau ditanya, kenapa saya harus membaca? (tolong, “gigih”nya saya ganti “harus’ saja ya!), sepertinya begini jawabannya:
1. Firman
Iya, saya tahu wahyu pertama untuk nabi Muhammad saw adalah QS Al alaq 1-5. “Iqra’!” bunyinya. Sejak SD juga sudah diajarkan. Saya kadang juga merenung, kenapa “iqra’!”? seriously, di antara jutaan perintah yang sangat bisa Tuhan titahkan itu, Tuhan meminta kita membaca.
Iqra’ adalah status Tuhan paling awal untuk mengabarkan kenabian. Iqra’ ibarat pintu ajaib Doraemon saat Nobita dan rekan-rekan sedang nyasar se-sesat-sesatnya. Iqra’ adalah seruan kesaksian. Dan seperti apapun kita memaknainya, kenyataannya Iqra’ adalah perintah Tuhan. Ya, ya, ya, saya tahu banget. Tapi... kenapa masih juga malas untuk membaca? (ketok palu!!)
2. Kesehatan
Berdasarkan hasil riset, orang yang membaca memiliki kekabalan terhadap penyakit yang terkait dengan syaraf otak. Membaca, berdasar sejumlah pembenaran dari praktisi kesehatan, menjauhkan seseorang dari penyakit alzhemeir dan kepikunan.
Itu karena, dengan membaca sel-sel di otak akan terus mengalami pertumbuhan, tidak mandeg, dan jauh dari resiko kerusakan memori. Luar biasa ya! semangat-semangat! Allahumma sehat...
3. Kecerdasan
Membaca adalah aktivitas yang dipimpin oleh otak. Saat membaca, sel-sel di otak mengeluarkan impulse yang menyala dan menjalar kepada sel lainnya, sehingga saraf-saraf dapat terhubung dan menjadi kaya. Membaca berarti melakukan latihan peningkatan kecerdasan. Saat membaca, kemampuan nalar dan imajinasi akan bekerja.
Ketika membaca cerita fiksi misalnya, seseorang akan membayangkan latar, wujud tokoh, bahkan menebak alur cerita dan menyimpulkan. Otak kemudian mampu mengingat kisah yang pernah dibacanya hingga waktu yang lama. (hihi... tapi kok saya sering lupa ya?)
4. Pengetahuan
Jika ada yang bisa mengajari manusia apapun tentang hidup, pergaulan, perjalanan, pengalaman yang tak mungkin, informasi apa saja yang masih ada, sudah tiada atau tak pernah ada tentang dunia dan seisinya, itu pasti sebuah buku.
Hebatnya buku, dengan membaca, manusia dapat mereguk jiwa dari benda tak hidup. Membaca adalah pintu untuk menguasai segala ilmu dan pengetahuan tentang masa lalu, masa kini, masa depan, dari yang teoritis, teknis, magis, sadis, laris, manis, (eh ini ngomongin apa ya?)
5. Meningkatkan skill menulis
Seperti ungkapan Stephen King, yang wajib dilakukan ketika seseorang berazzam menjadi penulis adalah membaca dengan baik dan menulis dengan baik. Ya ya, saya mau jadi penulis karena sebuah buku yang hebat tidak mungkin muncul dengan sendirinya.
Seorang rekan penulis berpesan, jika ingin menulis dengan baik, bacalah bacaan yang baik bertubi-tubi. (nah kalo bacanya belum bertubi-tubi, hasilnya juga belum teruji, duuh...)
6. Rekreasi
Adakah yang merasa perlu membaca buku ketika sedih, galau, bosan? Kalo iya, kita sama dong! Buku ternyata bisa jadi pengusir sedih, penolak galau, teman setia saat ngantri, juga pengganjal kepala saat ngantuk (aish ngaco!) tapi kok, cuma pas lagi sedih aja ya? (ngek ngok!)
7. Tantangan
Nah ini, saya menunggu alasan ke-tujuh untuk curhat sesungguh-sungguhnya tentang kenapa saya harus membaca. Tantangan. Suer banget ini. Saya rupanya manusia biasa yang kadang malesnya tidak ketulungan dan baru bisa tergerak kalo sudah tertantang.
Reading challenge adalah anugerah Tuhan buat saya yang suka cari-cari tantangan dan heboh sendiri untuk mengejar target (meski seringnya sih masih kualitas deadliner, hiks).
Dari 60an peserta yang mendaftar reading challenge level 1 (regular), ada dua puluh sekian penantang yang lolos level 2 (middle), dan tinggal 11 orang yang berhasil masuk level 3 (high reader). And now, 7 rangers di kelas terakhir (super reader), one of them is... me. Okeeh... Mari berjuang! mari berjuang! mari berjuang! (kepal tangan, ayun, ayun, ayun)
YOSH!!!
membaca itu gerbang pengetahuan, Alquran adalah pengetahuan haqiqi. dan jangan lpa buka buku lainnya agar kita tidak sempit pemikiran. jadi membacalah sebanyak banyak buku yang sanggup dibaca , ya kan mbak
ReplyDeleteSiap, mas fajar
ReplyDeleteIfound you Miss.. I love this one 💞
ReplyDelete