Thursday, 4 May 2017

Dunia Sophie: Review Buku



Judul buku  : Dunia Sophie 
Judul Asli.    : Sofies Verden (Norwegia)
Penulis         : Jostein Gaarder
Genre           : Novel Filsafat
Bahasa         : Indonesia (terj.Rahmani A)         Penerbit      : Mizan
Cetakan       : XVIII, November  2006
ISBN             : 979-433-103-1

Sophie Amundsen adalah seorang gadis biasa berumur empat belas tahun, yang tinggal di Norwegia bersama ibu dan hewan-hewan peliharaannya. Ayahnya, yang tidak pernah dimunculkan dalam cerita, adalah seorang kapten kapal tanker minyak yang menghabiskan lebih banyak waktunya untuk berlayar.

Sophie yang menjalani hari-harinya dengan rutin, suatu hari dikejutkan oleh sebuah surat misterius.  Pertanyaan tentang, “Siapakah dirimu? Dari mana asalnya dunia?” membawanya masuk dalam petualangan filsafat.

Melalui komunikasi yang unik dan misterius, Sophie diam-diam menjadi murid Alberto Knox, seorang filosof berusia limapuluh tahun. Awalnya, Knox menghubungi Sophie tanpa menyebutkan jati dirinya. Tetapi lambat laun, terbukalah identitasnya sebagai orang yang mengirimkan surat-surat dan pelajaran filsafat kepada Sophie.

Dengan bahasa yang mudah dimengerti, Knox menjabarkan sejarah dan ajaran filsafat kepada Sophie mulai dari era Yunani sebelum Socrates sampai ke Sartre.

Seiring berjalannya pelajaran filsafat, Knox dan Sophie berusaha mengungkap identitas Albert Knag, seorang mayor PBB yang tampaknya memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupan Sophie.

Novel ini ditulis oleh Jostein Gaarder, intelektual Norwegia yang lahir pada 1952 di Oslo. Gaarder memulai karier dalam bersastra pada 1986. Di awali dengan kumpulan cerita pendek, dia kemudian menyusun novel Froskeslottet (1988) dan Misteri Soliter (1990).

Pada tahun yang sama, Gaarder menerima penghargaan dari Norwegia Literary Critics dan hadiah sastra dari Kementerian Pendidikan dan Budaya untuk bukunya The Solitaire Mystery. 

Novel Dunia Sophie pertama kali ditulis dengan bahasa Norwegia pada tahun 1991. Buku ini  diterjemahkan lebih dari lima puluh tiga bahasa, dan diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Mizan pada tahun 1996. 

Sastrawan yang banyak melahirkan cerpen, novel, serta cerita anak ini, sebelumnya adalah seorang pengajar di bidang filsafat. Pantas jika kemudian novel yang hadir dari buah pemikirannya banyak mengangkat filsafat sebagai tema dan amanat, seperti Gadis Jeruk, Dunia Anna, Dunia Cecilia, dan lain-lain.

Bagi siapa saja yang ingin belajar filsafat tetapi terbebani dengan penyajiannya yang ilmiah dan berat, membaca Dunia Sophie akan menjadi solusi. Bergiliran, Gaarder bercerita tentang kehidupan Sofie dan filsafat dari masa ke masa.

Dalam banyak kesempatan, Gardeer menyisipkan pertanyaan dan pernyataan khas filsafat yang ringan tapi mendalam.

“…pada suatu titik, sesuatu pasti berasal dari ketiadaan…” (hlm. 25)

“Dia dapat menerima bahwa Tuhan telah menciptakan angkasa, tapi bagaimana dengan Tuhan sendiri? Apakah dia menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan? Lagi-lagi ada sesuatu jauh di lubuk hatinya yang memprotes. Meskipun Tuhan dapat menciptakan segala macam benda, tidak mungkin dia dapat menciptakan dirinya sendiri sebelum dia mempunyai ‘diri’. Maka hanya tinggal satu kemungkinan: Tuhan selalu ada. Tapi dia telah menolak kemungkinan itu! Segala sesuatu yang ada harus ada permulaannya.”(hlm. 35)

“Orang-orang dewasa menganggap dunia sebagaimana adanya. Mereka telah membiarkan diri terbuai dalam tidur yang memabukkan dari eksistensi mereka yang membosankan.”(hlm. 52)

Namun demikian, meski telah difiksikan sedemikian rupa, materi filsafat yang padat dan memaksa kening kita berkerut ketika membaca novel ini, tetap saja terasa. Dibanding muatan filsafat yang padat di dalamnya, kisah fiksi tentang Sophie hanya sebatas pengantar untuk memahami  aliran filsafat dan tokoh-tokohnya dari satu periode ke periode lainnya. 

Maka bisa dikatakan, novel ini sebetulnya adalah buku filsafat yang disisipi fiksiberbedada dengan novel fiksi Gadis Jeruk, misalnya, yang sepenuhnya merupakan kisah fiksi, meskipun ada pertanyaan besar yang dihadirkan Gaarder sebagai bahan perenungan untuk pembaca, dari awal hingga akhir.

Terlepas dari itu semua, novel ini istimewa. Gardeer, melalui Dunia Sophie dan novel-novelnya yang lain, mampu menjadikan namanya dikenang sebagai pemilik genre novel filsafat. Bagi siapa saja yang terkesan dengan Dunia Sophie, mestinya akan tertarik berburu novel filsafat Gaarder lainnya.



10 comments:

  1. Hmmm jadi pengin selesain baca ebooknya...jenis fiksi yang berat ini

    ReplyDelete
  2. Belum pernah selesai baca buku ini haha

    ReplyDelete
  3. Belum pernah selesai baca buku ini haha

    ReplyDelete
  4. Good review.
    aku ada bukunya dirumah. tapi belum ada cita-cita buat nuntasin baca mbak Hid.. 😃
    memang keren2 ungkapan filsafat yg ditulis gaarder. sampek kadang keningku nggak berhenti berkerut di satu halaman. Lama,baru akhirnya 'ngeh' setelah beberapa menit kemudian.

    ReplyDelete
  5. Aku baru baca beberapa halaman sebenarnya sangat menikmati. Tapi entah mengapa belum juga ngelanjutin...

    ReplyDelete
  6. Aku baru baca beberapa halaman sebenarnya sangat menikmati. Tapi entah mengapa belum juga ngelanjutin...

    ReplyDelete
  7. Sama deengan teman-teman, aku bacanya belum sampe tuntas.hehehe. reviewmu bikin pengen baca mbak...

    ReplyDelete
  8. Ahahahaha kenapa kalian sama denganku 😂😂😂

    ReplyDelete
  9. Aku pernah punya ebooknya dan jujur aku kurang suka membaca ebook untuk buku setebal ini. Mungkin aku akan segera membeli bukunya. 😄

    ReplyDelete
  10. Reviewnya membantu sekali. Jd pengen lanjut baca lagi. Makasih, mba.

    ReplyDelete