Saturday, 11 June 2016

Jalan Panjang Meraih LPDP (1): Finally



Menjelang tanggal 10, nerves saya kumat. Dag dig gimana gitu. Besok pengumuman beasiswa LPDP men! Huwaaah... Lolos... enggak... lolos... enggak... Lolos nggak ya? Lolos dong ya Allah, plis bangeeet...


Buat kamu yang belum tau apa itu beasiswa lpdp, coba kunjungi www.lpdp.kemenkeu.go.id. lntinya sih, beasiswa ini diberikan pemerintah dg kerjasama 4 kementerian -kemenkeu, kemdikbud, kemenristekdikti, dan kemenag- untuk mendukung ketersediaan SDM Indonesia yang berpendidikan, berkualitas, memiliki leadership yg tinggi serta mempunyai visi Indonesia ke depan yang kuat sebagai calon pemimpin kelak. Woah... mantep banget kedengernya.

Kembali soal nervous, saya yakin di berbagai wilayah Indonesia lainnya, ribuan pelamar lpdp batch 2 yg telah melalui tes akhir berupa on the spot essay writing, leaderless group discussion dan wawancara, pasti juga lagi harap-harap cemas serupa saya.

Mengobati galau di hati, saya lagi-lagi googling, nyari gambaran PK dari blog para awardee LpDp sebelumnya. Itung-itung biar gak kaget dengan rute perjalanan selanjutnya, jika nanti saya dianugerahi lolos. Ahahaai...


Sedari dini hari, i couldn't take my eyes off my tablet. Ngelihat dan  mbayangin kalo status user di akun lpdp saya sudah berubah, dari lolos seleksi administrasi jadi lolos seleksi substansial. Ya Rabby... ngarep banget saya.

Sampai siang, email kelulusan belum datang juga. Bisa jadi malam sih, sama seperti pengumuman kelulusan administrasi dulu. Tapi nih hati gak mau diem rasanya. Berspekulasi, menebak, berangan-angan, gak nyaman banget euy.

Dari cerita di blog-blog awardee lpdp, pengalaman organisasi poinnya paling besar menentukan kelulusan. Dan untuk urusan ini saya tak kuatir. Pengalaman di Osis, Osia, Pramuka, KSR PMI, sampai di KPI dan FLP, lnsyaallah cukuplah menjawab ini. Belum lagi saya bawa bukti fisik saat wawancara. Satu hal yang tak banyak dilakukan para pelamar lainnya.


Soal LGD, saya yakin banget dapat skor tinggi. Secara saya yg menginisiasi membuka diskusi, tanpa kelihatan mendominasi jalannya meeting.

Untuk OtSeW, okay deh memang kacau, dari shock karena tema essay yang harus saya tulis juauuh di luar dugaan, lupa nama tokoh yang saya rujuk, sampai diksi yang amburadule. Duuuh... Udah deh gak mau inget-inget.

Life must go on. Mending beberes urusan rumah biar gak dag dig dug jedernya kebangeten.

And finally...
setelah selesai nyiapin buka anak-anak dan suami, saya dekati lagi tablet yang lagi dicaz santai di atas meja. Dan My God... ada notiv email baru.

Bismillah
Bismillah
Bismillah

Pejam mata dan berdoa dulu, ya Rabby plis luluskan saya.

Sambil saya inget-inget strategi baca email pemberitahuan, jangan baca semua dari awal. Bakal spot jantung, nanti. Tapi langsung cari satu kata di tengah yang di bold dan biasanya font-size nya lebih gede.

Dan... My God! Saya lihat itu. Saya lihat kata

LULUS


Huwaaaa... Terima kasih Robby...
Oiya sujud syukur ya?

Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaha illallah
Allahu Akbar.

Wuiih lega... banget. Finally, satu beban di pundak dah kelar.
Faidza faraghta fanshob. Wa ila Rabbika Farghob.

Siap-siap untuk langkah panjang selanjutnya.





To be continued...

5 comments:

  1. selamat mb hiday....aku kapan yaaa

    ReplyDelete
  2. Selamaaat Mba hiday. Btw LPDP pasca atau s3 nih ?

    ReplyDelete
  3. Sharing kak, bagaimana menghadapi rasa deg2annya itu. Btw, boleh juga tuh, dibikin tulisan menguasai teknik berkomunikasi dg baik ketika wawancara dan satu lagi, kak, selain short course, apa yg mesti dilakukan supaya pronouncance-nya bahasa Inggris bagus? Misal, latihan depan katal atau rekam video kayak vlog gitu.

    ReplyDelete