Saudaraku, tahukah kamu?
o Ada yang merujuk pada
upacara pemujaan dewa kesuburan pada abad IV SM.
o Ada yang menyebutkan
sebagai peringatan pada uskup bernama Saint Valentine yang menikahkan seorang
tentara dengan kekasihnya, ketika kekaisaran Romawi Claudius II
melarang
prajurit menikah. Agar tak melempem di medan perang, dalihnya.
o Versi lain, uskup Valentine
membantu orang-oang Kristen yang dianiaya sehingga dijebloskan ke penjara. Dan
di balik jeruji, sang uskup justru jatuh cinta pada seorang gadis yang
diselamatkannya, hingga beujung dengan hukuman penggal.
o Anehnya, pada tahun
1382 seorang penyair Inggris, Geoffrey Chaucer menulis puisi Parliament of Fowls untuk merayakan
pertunangan Raja Richard II. Dalam puisi itu, disebutkan bahwa hari valentine
diperingati pada 3 Mei, bukan 14 Febuari. Nah, kenapa sekarang jadi februari? Nggak
jelas kan? Dan jelas nggak ada rujukannya dalam agama kita.
By the way…
o Budaya mengucapkan
selamat valentine bemula pada abad 19. Kesempatan itu tak dilewatkan oleh
pasar. Maka diproduksilah katu ucapan.
o Tradisi saling
bertukar kartu ucapan pun berevolusi. Pada pertengahan abad 20, muncul budaya
mengkado barang dari pria ke wanita. Tak mau kalah dengan produsen kartu,
mulailah dikaitkan kasih sayang dengan bunga, coklat, bahkan permen.
o Pada tahun 1980an,
industry berlian tak ketinggalan. Kalimat-kalimat pemikat dipropagandakan untuk
menanamkan ajaran bahwa hari valentine adalah saat tepat untuk memberikan
hadiah perhiasan.
So, be smart!!!
Sangat
mungkin, ragam kado valentine akan terus berevolusi. Jangan jadi korban
iklan, saudaraku!
0 comments:
Post a Comment