Monday 20 April 2015

Awas Ikan Panggang!!!



Dulu, saya sangat menyukai ikan panggang. Dagingnya yang empuk, aromanya yang sedap, dan rasanya yang gurih, membuat saya menjadikannya lauk favorit. Selain itu ikan panggang banyak cocoknya untuk aneka menu. Dengan sayur lodeh cocok, dengan sayur asempun okay. Pendek kata, hampir setiap hari saya makan dengan ikan panggang. Tanpa memperhatikan bagaimana cara masaknya, saya selalu beranggapan ikan adalah makanan bergizi. Ikan mengandung sumber  protein yang diperlukan tubuh dan mengandung banyak zat gizi seperti DHA, asam amino, zat besi, dan berbagai vitamin.
Tapi saya salah, ternyata tidak hanya bahan makanan yang harus bergizi, cara memasakpun
haruslah sehat. Suatu hari, seorang teman bercerita kepada saya, tentang temannya yang meninggal karena kanker. Dan pemicu kankernya tidak lain, adalah ikan bakar. Dahi saya berkerut mendengar cerita tersebut. Ikan bakar, tidakkah jauh berbeda dengan ikan panggang? Dua-duanya dimasak langsung di atas arang. Saya bertanya-tanya, itukah sebabnya kista ovary saya masih awet saja? Tidak membesar tidak pula hendak menghilang. Padahal saya rajin minum teh daun sirsat, yang menurut hasil googling saya, efektif untuk mengecilkan bahkan menghilangkan kista.
Saya mengetahui ada kista sejak akhir 2010. Perut saya perih, dan dokter mendiagnosa tifus. Tapi setelah beberapa minggu tifus diobati dan hasil tes darah menunjukkan normal, perih di perut belum kunjung hilang. Dari hasil USG baru saya tahu kalau ada kista fungsio di indung telur saya. Selain rajin periksa ke dokter, saya merutinkan minum obat-obatan herbal. Habbatussauda, olive oil, maupun propolis, bergantian menjadi suplemen saya mengusir sakit. Tapi yang lebih sering adalah teh daun sirsat, yang sering saya minum sebagai ikhtiar saya agar kista segera hilang. Setiap tiga bulan saya USG untuk melihat ukuran kista saya. Mengecil. Tapi setelah sampai di ukuran 3cm, hingga beberapa bulan tidak kunjung hilang. Hingga saya mendengar cerita tersebut, bahwa ikan bakar, maupun ikan panggang, bisa memicu tumor atau kanker.
Sejak saat itu saya menghindari makanan yang diproses dengan dipanggang, terlebih dibakar. Bukan hanya ikan bakar dan ikan panggang, tapi juga sate, ayam bakar, bakso bakar, nasi bakar, dan segala jenis makanan yang diproses dengan cara dipanggang atau digoreng sampai gosong. Sebaliknya, saya perbanyak antioksidan untuk tubuh dari buah dan sayur, Alhamdulillah beberapa bulan kemudian dokter tidak mendapati kista saya lagi.
Mengapa ikan panggang berbahaya? Karena Arang mengandung karbon.
ikan atau daging yang masih mentah dan dibakar langsung di atas arang, lemaknya akan menetes dan jatuh ke arang dan menghasilkan suatu zat karsinogen. Makanan yang dipanggang hingga gosong ini juga mengandung zat kimia seperti benzo-a-piren, amin heterosoklik, dioxin, dll. D
ampak keracunan senyawa ini untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.
Dengan mempertimbangkan testimony di atas, semoga kita jadi lebih bijak memilih makanan. Dunia kuliner semakin hari semakin memanjakan kita. Banyak variasi makanan muncul sebagai hasil kreativitas penyaji makanan, namun hanya memikirkan kenikmatan rasa dan mengesampingkan sehat tidaknya makanan bagi tubuh. Setidaknya jika kita sulit menghindari godaan ikan panggang atau bakar, iga bakar, sate, bakso bakar, sosis bakar, dan kawan-kawannya, ada tips yang dapat membantu kita, yaitu menghindari bagian makanan yang gosong, mengimbangi dengan makan mentimun yang dipercaya mengandung anti karsinogen, dan terutama, tidak menjadikan makanan yang dipanggang atau dibakar ini sebagai kebiasaan. Bolehlah jika hanya sesekali. Saya teringat nasihat dr. Mahmet Oz, dalam acara dr.Oz show, jika kita sulit menghindari godaan makanan yang tidak sehat, maka gunakan rumus 1-1-1, yaitu satu minggu maksimal hanya sekali, dan satu jenis makanan itu saja.
Semoga kita semua dapat lebih mensyukuri nikmat sehat yang Allah SWT berikan, dengan sungguh-sungguh menjaganya. Karena nikmat sehat seringkali baru dapat kita syukuri jika sakit sudah terasa.

0 comments:

Post a Comment