Wednesday 15 June 2016

Jalan Panjang Meraih LPDP (2): Berburu Rekom







Faidza Azamta fatawakkal alallaah (QS 3: 59)
Dan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah swt.
(QS Ali Imron; 59)




Beasiswa LPDP konon katanya adalah beasiswa bergengsi di tanah air kita Indonesia, yang jumlah peminatnya cukup wow! Dan saya baru ngeh dengan Qiilaa wa Qaal tersebut setelah ngerasakan sendiri. Dengan registrasi yang saya lakukan di hari terakhir dan jam-jam menuju deadline, saya diganjar nomer peserta 6538. What??? Sebanyak itukah? Oh My…


Nggak bagus tuh sebenarnya, ndaftar kok sudah di ujung waktu. Trafficnya pasti rame, trus lagi… haduh… sempat stress gegara iklan-iklan yang muncul tak diundang. Bikin sewot banget, sampe sempat nyoba ganti laptop segala. Padahal saya ngupload dokumen dari pagi lho!


Alhamdulillah ala kulli Hal, jika Allah telah berkehendak, semuanya jadi mungkin. Jam Sembilan malam lewat sekian, aplikasi pendaftaran saya submit.  Dan langsung disambut email jawaban dari LPDP. Huwiih… lega.  


Sebetulnya sih saya sudah nyicil segala kelengkapan data ini 3 bulan sebelumnya. Begitu kelar dengan urusan TOEFL, saya langsung membuat akun pendaftaran di www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id




Butuh waktu banget memang. Apalagi dengan status dan posisi sebagai emak beranak 2 yang ngajar di SD, SMP sekaligus SMA di lembaga tempat saya ngajar, amanah sebagai waka bidang kurikulum di SMP dan SMA, serta aktivitas di FLP Tuban. Saya sampe berkali-kali ngelihat jadwal pendaftaran LPDP yang saya dapet pertama kali dari Mbak Sinta Yudisia, untuk memastikan agar tak telat deadline batch 2.


Ijazah, transkrip, dan sertifikat Bahasa, saya upload duluan. Selanjutnya setelah petualangan berburu skor TOEFL yang minimal larinya harus ke Surabaya, I begin my next adventure to pursue some references. Referensi atau surat rekomendasi ini, bisa-bisa saja sih kalau mau minta pada atasan. Tapi kurang keren dong, kalo cuma dari kepsek yang belahan dunia lain belum kenal beliau itu siapa. Nah, yang saya target untuk jadi recommender saya pertama kali adalah Ibu ketua FLP Pusat yang warbiazzah dan humble-nya dah tenar kemana-mana, mbak Sinta. Meskipun hadeeeh… aktivitas beliau yang waktu itu masih riweuh ngurusi milad flp di Jogja, juga menghadiri undangan ke Maroko beberapa Minggu. Pokoknya kudu sabar, sabar, sabar menanti. Karena secara struktur, beliau pimpinan saya di FLP, maka testimoninya terutama pada bidang aktivitas sosial kemasyarakatan yang saya lakukan selama ini pasti akan bernilai. Sangat.


Yang kedua, jelas harus minta rekom dari dosen. Tapi karena saya sudah OFF lamaaa bingit dari kampus, mau menghubungi para bapak ibu professor dosen lama kok rasanya sungkan gimanaa.. gitu. Untungnya nih, Pembina UKM KSR yang dulu saya ikuti jaman mahasiswa, orangnya super baik. Saya bahkan tak harus ke Jogja untuk ngurus ini-itu. Cukup email and print, beres. Alhamdulillah…


Yang ketiga, siapa ya? Rencana sih mau pedekate ke Mbak Iin, kakak kelas jaman kuliah dulu, yang kakaknya adalah rector perguruan tinggi swasta di Lamongan, yang aktivitas dan prestasinya udah kemana-mana. Tapi eh… mbak Iin bilang, pak rector nggak mau kasih rekom kalo nggak kenal langsung. Iya lah! Ya… namanya juga coba aja, just perhaps hehe.
Tapi kemudian mbak Iin menyampaikan sesuatu yang mengguncang hati saking kagetnya, “kukasih rekom mau gak? Aku Wakil Rektor bidang akademik dan kerjasama, plus interviewer LPDP lho!”

What? Serius? Ya Rabby… ditawari rekom dari interviewer LPDP, mana bisa nolak???


Meskipun 1 rekom saja sebetulnya cukup. Tapi, berasa ada yang kurang nih. Butuh professor. Tapi pasti akan lamaaa sangat pedekatenya. Udah lama lost contact semua. Siapa ya?
“Minta aja sama temenmu, Nihayatul Wafiroh!” Mbak Iin menganjurkan. “kamu ketik namanya di search angine, udah kemana-mana itu kiprahnya!”


O ya?? Sudah sempat minta sih, dan kawan saya sekelas yang sekarang ngantor di parlemen DPR ini off course mengiyakan dan mensupport banget… Okay deh! Bu Ninik rasanya tokoh masyarakat level nasional yang mampu menggantikan rekom seorang profesor.

Dan rekom dari 4 orang hebat tersebut kemudian menjadi kelengkapan administrasi lainnya  untuk saya upload dalam format daftar online LPDP.

Bersambung…


7 comments:

  1. Wuihhh prosesnya Dan syaratnya cukup susah jg ya, Mba. Kalau lah nggak punya link2 sprti itu.

    ReplyDelete
  2. Wuihhh prosesnya Dan syaratnya cukup susah jg ya, Mba. Kalau lah nggak punya link2 sprti itu.

    ReplyDelete
  3. Pengeen juga ikut LPDP deh. Hehe

    ReplyDelete
  4. Weh... perjuangan sekali ya Mba.

    ReplyDelete
  5. Weh... perjuangan sekali ya Mba.

    ReplyDelete