Wednesday 1 June 2016

Jangan Asal Copast!

Hari masih subuh, ketika handphone saya mengabarkan pesan WA masuk.

Penasaran, siapa sih yang udah buka lapak jam segini?
Aih, bukan orang jualan rupanya, tapi posting info kopasan tentang mewaspadai sikat gigi berbahan bristle. Istilah bristle disinyalir merupakan kata lain tentang bahan mengandung babi. Sehingga otomatis, HARAM hukumnya!!!

Ohhh???


Bristle, setau saya artinya adalah bulu halus atau bulu kecil. Tapi dari Babi? Benarkah?

Sempat alis saya mengkerut-kerut. Bener nggak sih?
Tiba-tiba jadi ingat, berapa hari lalu seorang kawan, pengajar PAI di SD, menceritakan betapa banyaknya alat-alat rumah tangga yang konon, memanfaatkan bagian dari binatang omnivore ini.  Kuas di antaranya, dari kuas lukis, kuas dinding sampai kuas masak. Ih… ngeri. Selain itu… apalagi alat rumah tangga berbulu-bulu selain… sikat gigi.

Nah, info ini seperti mengamini berita yang disampaikan kawan saya tempo hari.

Bagikan info ini agar semakin banyak orang yang tercerahkan. Hm… haruskah saya copast? Jujur saya pemilih. Tidak semua tulisan akan saya forward kepada grup atau orang lain. Semua harus melalui mekanisme sensor yang digawangi oleh otak dan hati saya sendiri.

Finally, entah karena masih ngantuk, tiba-tiba saja tangan saya telah melakukan prosedur 1234 (block, copy, paste, send). Dan jadilah ia nongkrong di beberapa grup yang saya ikuti, termasuk grup FLP JATIM. Oh NOOO!!!

Tak butuh menunggu bermenit-menit, di bawah nama grup tersebut tampak kalimat dengan huruf lebih kecil-kecil,  pak ketua is typing. Waduuh…

Dan bener aja, berapa detik kemudian beliau langsung nyemprot,
”kita ini penulis, jangan suka copast info, apalagi yang gak jelas rujukannya. Soal bristle ini kan udah lama banget, sudah ada counternya pula”

Aduh mak, merah muke gue. Malu… untung Babe Rafif, pak ketue FLP Jatim gak bisa lihat.
Tapi biar keliatan cool dan bertanggungjawab sama perbuatan tangan kedua tangan yang masih ngantuk tadi, saya jawab sok bijak aja (ceilah!)
“iyakah pak? Boleh dishare lagi dong counternya?” (idih, nggak minta maaf)
Sesaat kemudian, datang tulisan yang mengatasnamakan sebagai seseorang dokter, menjelaskan ini-itu tentang istilah ini dan menolak profokasi di tulisan yang saya kirim tadi.

Oh well, cukup sekali dah. CUKUP SEKALI!!! Dalam sadar ataupun ngantuk, dalam sehat ataupun sakit, dalam galau ataupun lagi  alay mode on. CUKUP SEKALI ini saya copast-copast tulisan gak jelas.
Kapok!!!

Saya forwardlah tabayyun tentang istilah bristle ke grup-grup yang telah saya sesatkan tadi. Iya, copast lagi. tapi ini copast pertanggungjawaban. Tentu saja, banyak yang mempertanyakan, ”nih orang apaan seeh… ngopast info kok dijawab sendiri”

Hahhh… mending masih mempertanyakan, yang ngetawain juga banyak. Resiko deh.

Ada juga yang saya jawab sambil ngeles, “Gue mau kasih contoh, betapa edannya jaman dan teknologi saat ini. Dengan sekali copast info gak jelas, loe menyesatkan ribuan orang! Makanya, jangan asal copast” Huehehe… udah salah, cari alibi pula.

Ada juga lagi, yang nanya balik, “jangan-jangan info yang kedua juga gak dapat dipertanggungjawabkan tuh?”
Saya jawab, “kan ada nama dokternya neng, coba aja dicek reputasi penulisnya”
Cie… udah sok bijak.
---
Dan cerita ini belum selesai saudara-saudara. Beberapa hari kemudian, ketika lagi belanja di minimarket, saya penasaran nglihatin berjenis-jenis sikat gigi yang lagi berbaring santai di rak etalase. Saya pelototin satu-satu. Biarin deh kalo dikira saya ibu-ibu yang hobinya mbandingin harga.

Taukah anda, apa temuan penting yang saya dapatkan??? Penasaran? Serius? (slow men! Selow!)

Ternyata kawans, dari semua merek sikat gigi yang saya lihat. Hanya SATU yang tak menggunakan istilah BRISTLE. Off Course, soalnya cuma satu merek ini yang petunjuk dan informasinya pake Bahasa Indonesia. Jadi dia nggak berbahan BRISTLE tapi bulu halus.

Nah, saya jadi curiga ada demarketisasi dalam penyebaran info bristle haram ini.

Maka waspadalah! Jangan gampang dibodoh-bodohi oleh iklan terselubung rendahan macam ini. Mana pake halal-haram lagi. Dikira segitu bodohnya ya kita, sampe istilah halal-harampun dimanfaatkan untuk pembohongan publik. Ih, miris. (Sad)


image source: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDG5GcdBo067B71yQyu9iKrOR2vhSubj5VAkuharnESDRFub_u

4 comments:

  1. Iya mbak hiday, suka sok2an asal copas aja biar dikira banyak tau... Trims infonyaa...

    ReplyDelete
  2. Biasanya klo says dpt berita2 copas an gitu saya abaikan saja mb

    ReplyDelete
  3. Betul, tabayyun dulu, mba...
    Saya juga pernah disemprot ama ustadz gara-gara share artikel tanpa sengaja di grup. Yah, gitu dah. Padahal niat hati bukan seperti yang mereka pikirkan. Tapi biarlah. Hehe belajar dari yang sudah-sudah

    ReplyDelete