Sunday 20 January 2019

Tantangan Sepuluh Tahun: Buku Hiday



Saya tak tahu bagaimana awal dari tantangan sepuluh tahun dan bagaimana ia bisa viral.


Sedekat yang saya tahu, sejumlah artis dan tokoh, membandingkan (atau warganet yang membuat sendiri perbandingan) tentang bagaimana penampakannya dulu dan sekarang.



Belakangan, tantangan ini malah menggelinding ke genre humor. Netijen yang gemaz membandingkan dirinya dengan entah siapa agar masyarakat dunia maya tertawa, dan bertambahlah kredit komen dan gambar hati pada kirimannya.


Ya gapapa sih. Tujuannya kan mulia. Kalau banyak like dan komen, itu bonus. (Jiah mainstream banget ya, berbangga hati di belakang alibi bonus)


Sebenernya bagus sih, dari pada melihat rumput orang lain yang lebih hijau, mending buat self comparation. Bukan begitu, George? Kalau di seminar motivasi sih begitu katanya.



Sayangnya nih (cie main sayang-sayangan) kok cuma body aja yang dibanding-bandingin. Mbok ya apa gitu. (Alibi orang gagal bentuk mah gini ya).


Karena ini nulisnya buat grup kepenulisan, ya saya bandinginnya tulisan aja dah. Wokey?


Jadi, dulu pada 2007 saya mulai susun buku pembelajaran karena terpaksa (cari diktat Bahasa Arab buat anak SD susyah nemunya). Trus buat kamus fragmen bahasa Inggris tahun 2009, karena terpaksa juga (buat program bilingual).


Nah jadi ada 3 buku terpaksa ini yang saya tulis sampai akhir 2009.


Terus, terus, pada 2010 saya buat buku latihan dan kumpulan kosakata Bahasa Arab buat anak SD. Edisi revisinya muncul tahun 2015an.


2014 saya susun buku seri Bahasa Inggris sendiri untuk anak SD karena nggak puas sama terbitan mayor yang mainstream (jiah, guayaa!) Dari jilid 4,5,6 terus 3, dan 1 saya tulis berturut-turut dan diterbitkan Pena Media sampai 2016.


Tahun 2017 ngumpulkan puisi-puisi gak jelas dalam rangka ikut rame-rame pesta World Book Day di Rumah Dunia.


Tahun 2018 akhir, ada juga sih 4 buku mini seri Islamic Studies yang covernya dipamerin Wijayarts (dia yang buat, keren bats) tapi belum bisa nongol bukunya.


Sepuluh tahun nanti, gimana ya? Semoga saya sudah bukan lagi penulis terpaksa yang baru nelurin karya kalo sudah mentoq diuber-uber.


Menulis tuh kan pakai hati, ya gak Sob?
(Enggak! Pakai tangan!)


Sekian.

16 comments:

  1. Uhuiii aku ikutan dong challengw kqyak mak hiday buatt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soq Yan. Cover bukumu kan udah banyak dan cakep2. Haha

      Delete
  2. Kalau menulis karena kebutuhan, kalau nggak nulis nggak ngeksis hahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Tapi saya memang pemalas. Semoga nanti nggak gitu lagi.

      Delete
  3. Woww. aku jadi ingin buat buku

    ReplyDelete
  4. Subhanallah, mantap Bun karya-karyanya! kalau saya so far belum terlalu fokus ke buku solo, masih seputar antologi. Karena masih punya banyak pe-er lain yang mesti dikerjakan di lini kreatif lainnya. Tapi yang pasti, selama kita masih ada nafas, terus berkarya dan bermanfaat ya Bun

    ReplyDelete
  5. mau buku bahasa arab atau kamus bahasa arab yang buat sd dong, q s
    lg susah nih cara bantu belajar ke anakku, mak nya agaklemot

    ReplyDelete
  6. Mantap lah ini.. pertanyaanku terjawab secara misterius 😂

    ReplyDelete
  7. MasyaAllah, sudah berkarya dari 2009 ya...
    2009 saya masih ngapain ya??? *tutupin muka*
    Baca ini kok jadi makin minder aku... Sukses terus ya mba Hiday ... ��

    ReplyDelete
  8. 2009 aku masih jadi mahasiswi cupu. Hiksss ... Ke mana saja diriku. #tutupin muka. Semoga bisa sekeren Mak Hiday.

    ReplyDelete
  9. Sukses ya mbak, apa aku yang berumur ini bisa ya? Masih pingin sih seperti mbak Hiday

    ReplyDelete