Monday 7 January 2019

Tentang Resolusi Menulis dan Giveaway yang Nganu



Weouuw.... Jangan kanget ya, kalau saya ngeblog lagi, itu pasti ada maunya. Bukan niat nganggurin rumah digital karena males nulis sih! Beda fokus aja, saya tuh nulisnya draft buku, tssaaah! (Hilih ngeles)


Sst... Karena terlanjur bilang ada maunya, kali ini tuh maunya adalah menang giveaway dari kakak idolak yang mengidolakan saya. Yes kak Sabrina Lasama, teman gosip nomero wahido di dunia. (Karena di surga, kita dilarang menggosip).



Nah itu adalah pengantar waktu mau ikut GA yang GA-Gal. Habisnya kuota beneran habis tepat pas beta mau posting. Sialan banget gak sih?


Tapi the show must go on, ghaes. Ya minimal saya punya garis besar haluan nulis buat tahun ini, biar gak kayak jeritan hati alm. Nike Ardilla, bagai nelayan yang kehilangan arah.


Baiklah, baiklah, karena judulnya adalah nulis resolusi nulis tahun ini, yuk mari langsung tantjep ajah!


Di bulan Januari ini, target saya adalah menyunting tiga buku pembelajaran Bahasa Inggris untuk SD, dan satu buku pendamping belajar Bahasa Arab. Buku-buku ini harus segera naik cetak karena sudah diburu penggemar, dalam hal ini murid saya. Jiahahaha.

Selain empat buku tersebut sebenarnya ada empat buku lainnya, seri Studi Islam, yang sudah siap cetak. Empat buku mini gaes. Judulnya: Transformasi Gender dan Perceraian, Periodisasi Filsafat Islam, Genealogi Pemilu dalam Islam, dan FOKMA: Muslimah Indonesia di Malaysia. Serem-serem kali apaan sih?


Jadi inituh hasil penelitian, sebenarnya. Ya pustaka maupun lapangan. Jadi di dalamnya beta gak ceramah-ceramah ato curhat ala mamah. Data gaes, data.


Sebagai rumah bersalin, saya akan memakai jasa Niramedia secara pemiliknya mudah dicolak-colek. Itu alasan kedua. Alasan sebenarnya, untuk ukuran indie, penerbitan milik sokib saya Ikal Hidayat Noor ini tak pernah mengecewakan baik soal perwajahan buku dengan layouting yang manis maupun harga yang hemat di kantong. Nah, itu alasan ketiga. Jadi alasan pertamanya apa? Baiklah alasan pertamanya adalah karena buku-buku ini perlu cepat berinteraksi dengan konsumen, jadi saya cetak non mayor. Lantas kenapa harus Niramedia? Kembali ke alasan kedua dan seterusnya. Hadeh muter aje.


Di Februari yang pinky, fixed saya harus selesai menyunting buku antologi milik geng jenius hilih-hilih Life of Muslims in Germany (LMG). Hiyak, itu naskah sudah lama sih ngendon di email dan si youngest in the gank sudah nagih-nagih kapan buku pertamanya lahir. Mulai jaman dia masih rempong di Bogor sampai era sibuk jelong-jelong di Manchestor, eh Manchester ya, (Nama kota mah kebal rima ya, niat amat), nagiih aja terus si dia. Saya sampe curiga, kerjaan dia di kampung halaman Pak Dhe Beckham ini kuliah apa debt collector ya?


(Sebentar-sebentar, apakah Manchester itu kampung halaman David Beckham? Eng... Eng... Bagaimana menurut Om Gugel?)


Betewe, ini grup kawan-kawan beta waktu menangis dan tertawa bersama selama empatbelasharih di Jerman sana. (Emang ada nangis-nangisnya? Enggak ada ding. Biar dramatis dikit, wek!) Ajegile kan beta harus nyunting tulisannya jurnalis nasional, artis nasional, dosen nasional, penyiar nasional, dan muda-mudi nasional yang main-mainnya udah ke luar benua. Huhuhuh.


Trus setelah kelar, naskah ini akan saya laporkan kepada panitia LMG dari Paramadina Uni dan Goethe Institut
Secara Pak Kepala Suku sudah berpusing di Hungaria sekarang. (Ngapain sih jauh-jauh kw sana? Meneliti naga sisik berduri yang pernah hitz di Piala Dunia Sihir?) Yak intinya, setelah minta endorse ini-itu naskah ini harus dilamarkan ke yang sekelas maizone atau ozone begitulah. (Itu merek apaah?)


Wokay, sambil menantikan buku yang dinanti-nanti oleh penantinya, sabar ya gaes, kita lanjut eksekusi plan selanjutnya. Yang adalah... My tesis, mamet! Jadi ceritanya tugas akhir saya yang biar meyakinkan sampe perlu plesiran ke Belanda dan sekitarnya (ish, riset gaes, riset! yang ke negara sekitar itu bonus sih heheh), udah pernah saya tunjukkan ke editor penerbit Z. Dia bilang okkhayyh, mantjaafff (halah lebay).


Tapi itu belum versi popular, masih karya ilmiah. Beta cuma mau ngetes sih gimana respon sorang editor besar terhadap kemungkinan buku ini untuk terbit di pasar. Responnya positif rupanya. Jadi tugas saya untuk segera permak dia jadi edisi renyah baca. Ini butuh waktu sih ghaes, butuh whaktuuh.


Jadi, saya beri waktu dua bulan, bagaimana saudara?


Ssiiiaaappp Bbboosss! Hikz (doakan beta, pemiarsah)


Di bulan Mei mari kita buka laptop lagi. (Udah tiap hari, Bung!) Jadi pernah ya saya nata-nata data dan menemukan kalo artikel dan esai yang mendiami laptop tuh isinya bisa dipetakan jadi empat judul. Beberapa udah cukup isinya. Beberapa lagi perlu matengin adonan biar jadi buku.


Mereka-mereka yang butuh perhatian ini harus diperhatiin lah! Jadi mari kita lakukan di bulan Mei. Ada sih beberapa penerbit yang suka genre ini: non fiksi motivasi, religi, travelling. Saya bakal cobakan peruntungan mereka ke penerbit I, T, dan Q. (Itiq? Wkwkwk, bukan!)


Bulan apa sekarang? Setelah Mei ya Juni dah euy! Jurnal gimana jurnal? Iyah jujur aja masih ada beberapa naskah yang nganggur sih gaes. Ini rencana mau saya jurnalin aja dulu kali ya gaes. Jadi di bulan ini kita fokus cari-cari kredit yang akademik lah biar nyambung sama cita-cita. (Cita-citaku menjadi orang kaya, hey! Malah nyanyi lu Tong!)


Di bulan-bulan tengah ini, ghaes. Bakal sedikit rempong deh krejaan. Nyiapin bisnis awal tahun ajaran (beta pebisnis yak), matengin rencana apply beasiswa, etc. Jadi fokus kita enggak ke buku dulu yak.


Tapi ngedraft lagi tetap dong. Dua memoar harus mulai dicicil gaes. Memoar menyusuri Islam di Jerman dan 14 hari 6 negara Eropah. Memoar kan tjurhat aja. Yuk, sambil santai dikitlah kita.


Sambil itu ghaes, doakan beta ya bisa ngopeni sanggar caraka tremasuq memulai agenda sinau sejarah dan english for writers.


Goalnya sinau sejarah ini (hasil musyawarah terbatas antara Mbak Hiday dan Adik Umar Affiq dan Adik Komet Djanaka pada suatu senja yang telah terpotong untuk pacarnya siapa, kita bakalan kumpulkan para penyuka sejarah di Tuban dan mulai memetakan apa yang harus segera ditulis sebelum habis (budayanya maupun narasumbernya). Ini ghak ghamphang ghaes. Ghak ghamphang. Perlu kerjasama tim peneliti, penulis, fotografer, kurator sejarah, dan lhiya-liyhane. Tapi bismillah kita coba sajha. Yakin bisa. Gak tahun ini ya tahun setelahnya. Yang penting kerja panjang itu akan dimulai tahun ini, insyaallah.


Nha yang soal English for Writers, beta tlah susun metode belajarnya, ghaes. Ujungnya, ini akan jadi penerjemahan cerpen-cerpen asing ke bahasa Italia. Hoey.. Bahasa Indonesia, bodor! Eh iya Bahasa Imdonesia. Emang siapa yang fasih ngomong Itali hah?


Project-project di atas tuh jangka panjang, ghaes. Nyantai duluuuh. Nyantaaai...


Hitung lagi coba, yang udah hampir pasti sih bakal ada delapan buku solo, tujuh naskah solo syukur-syukur kalo bisa terbit juga di tahun yang sama (duh gak usah maruk. Selow-in aja, kita nikmati hidup yang hindah ini). Terus ada empat calon antologi yang digarap team. Itu dah buanyaak, ghaes. Masyaallah kalo mimpi segitu dapat semua. Kalo belum ya... Jangan ya! Ikhtiar dulu aja pokoknya.


Kalo diitung Januari sampe Desember, kalo konsisten nyerpen di grup fiksi Prosatujuh dan gak kena kick, udah jadi dua belas cerpen aja tuh! Heaak... Dari dulu beta dah mupeng punya kumcer, ghaes. Huhuhu... Doakan saya yaaa... Gak harus nunggu masuk penerbit mayor gapapa dah ini. Mari kita edit lagi cerpen-cerpen lama dan kita siapkan sebuah kumpulan cerpen, ghaaeees.... Aku sudah nghebhet punya buku fiksi lagee. Mau diterbitkan di mana gampang dah kalo indie. Colek penerbit K atau N atau S, tinggal mluncur. Yang penting naskahnya siap dulu euy! Jadinya ada berapa calon naskah sampe akhir tahun nanti? Total aja deh.


Hoiyah gaes, satu lagi. Beta dah kabar-kabarin kan kalo lagi buat Giveaway buat peluncuran Sanggar Caraka.


Ituh GA Hiday dan Sahabat. Yok-hi ceritanya kita saling mengenalkan diri lah ke pembaca. Sobat nulis tentang beta, beta kasih tunjuk siapa sobat lewat buku beta. Enak kan?


Jan lupa ikut yak! Posting tulisan sobat tentang siapa yang nulis, siapa dan apa Hiday menurut yang nulis, trus posting di blog dan ig.


Untuk blog, backlink ke mari yah, untuk ig: sebutlah @hiday_nur_r and @sanggarcaraka. Beta tungguh smpe 25 Januari ya, sobat. Duapuluh tulisan terbaik akan beta bukukan juga dengan Adik Umar Affiq saya minta kasih kata pengantarnya. Yuk ngantologi kita ya!


Nah tulisan yang udah jadi ituh harus dishare juga di FB pas tanggal 15-02-2019, ghaes. Pas HUT saya, eh HUT Sanggar Caraka ke 0. Eh iya ding HUT saya juga sebenernya.


Cum! Cum! Hadiah menanti.


Dih, ujung-ujungnya ngiklan gini yak? Hehe, niat sih memang.


Demikian, ghaes. Wassalam. Ciao! Salam manis. Tanda bibir, eh tanda tangan.










11 comments:

  1. Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Hiya, A. Kehabisan kuota di tengah jalan. Eh kepublish duluan heahahah

      Delete
  2. Ya Allah ... Ngeces saya lihat sepak terbang dan karya Mbak. Langsung menciut, seperti kerupuk yang lama kena udara. Ajari aku biar sekeren dirimu, Cikgu. #dih, langsung ngaku-ngaku. 😂😂😂🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haduuh mbak, saya ni pemalas. Kerjaan nggak kelar2

      Delete
  3. Apa Hiday di mata saya. APA. APA. APA 😂😂😂

    ReplyDelete
  4. http://www.nychken.web.id/2019/01/perjumpaan-dengan-emak-bangsa.html?m=1

    Aku selesaikan tantanganya Mak. Di sinikan ? hihi

    ReplyDelete
  5. Okay A. Terimq kasih sudah menulis

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete