Arisan Aneh di Negeri ODOP (part 3)

Kiita lanjut ceritanya yuk… biar gak basi
---
Saya nggak sempat pingsan, keduluan di langit muncul  symbol pangeran kegelapan, bentuknya kayak hewan melata panjang, serem menari-nari.


Meski takut, kuberanikan diri melabraknya “Jadi kau sekarang pengikut Vol…”

“You know Who!” selanya “Jangan sebut namanya!”

“kenapa tidak??? Kita tak boleh takut pada nama, kata Profesor Dumbledore”

Eh dia malah ngakak, ngeselin banget. “Tak ada Dombledore di sini cint, yang ada DOmbleDuck! Wakakaka” ketawanya membahana, sambil salto pula.

Tak bisa ditolerir lagi. Meradang, buru-buru saya tarik tongkat sihir warisan Harry, kayu elder 45 centi dengan bulu phoenix, dari balik jubah.

Tapi, lho kok gak ada?? Panic, saya mengambil tongkat sekenanya di depan mata. Warna putih, 65 cm, sepertinya mengandung bulu ayam, dan oh, terlambat saya menyadari ternyata ini tongkat semaphore. Dan whuuut…

Expelliarmus!

Nicholas saputra yang ganteng tiba-tiba mengecil dan bertransformasi jadi Nicholas si kepala nyaris putus, sebelum akhirnya melayang menghilang sebagai Nicholas sapu Terbang.

Saya menatap kagum tongkat khasnya anak Pramuka ini. Ternyata sakti juga. Makanya sir Lord Boden Powell sampe dijadikan bapak Pramuka Dunia,

Saya berjanji akan lebih respect pada tongkat semaphore, kalo saja tidak melihat ketiga sosok berdiri dalam gelap. Saya mengenali mereka ternyata adalah professor Mc Gonagas, Mrs. Wieslahh, dan Sirius Bleh!

“Hai, saya mbak Dessi” sapa perempuan mungil yang saya kira professor Mc Gonagas tadi. Oh, saya kecele rupanya.

“dan hai, saya Nindy” ucap perempuan di sebelahnya yang saya kira Mrs Wieslah.
Saya sudah kecele dua kali. Jangan-jangan ini juga bukan Mr Sirius Bleh?

“Hai” ampun suaranya cool banget mak. “Saya Septian Wijaya, ketua Jomblo Syar’i sedunia”

“dan akhirat” mbak Dessy menambahi dengan ekspresi meyakinkan, membuat Septian nggrerundel di belakang.
“eh se-akhirat juga ya? Emang kemarin di SK ada aturan gitu? Ah ntar baca lagi dah SK pengangkatannya,  tapi seingatku sih… ” ah kita tinggal dulu tokoh yang lagi pusing mikirin sk-nya ini

“Siapakah kalian wahai pangeran dan putri jelita?”

“Saya Dessy. Saya hobi traveling. Tapi saya bosen. Seluruh penjuru Malaysia dan malaka sudah saya jelajahi. Bosan saya berkelana di dunia nyata. Makanya kali ini saya travel ke dunia mimpi”

Oooh…

“kalo saya Nindy. Biarpun saya sudah emak-emak, tapi nggak suka hembring kayak emak yang lain. Ini saya jauh-jauh dari Cikarang datang di mari, buat nyari inspirasi, hehehe” tawanya renyah, enak didengar sepadan rupanya yang elok.

“Dan saya” sela pangeran kiyut Septian “adalah ketua jomblo Syar’i sedunia, dan baiklah, akhirat juga, saya datang ke sini untuk survey, barangkali di dunia mimpi ini masih banyak jomblowan-jomblowati yang mau bergabung di GJS.”

“Eh, apa tuh GJS?”

“Gerakan Jomblo Syar’i!”

Eh iya lupa, kirain gerakan nggak jelas.

“Tapi… kalo ada yang sholihah, meskipun dia cantik dan borju, kayaknya saya akan pasrah menerimanya”

 Oh ya?

“Ya…, paling saya akan nanyain dia, neng, mau enggak abang imamin, gitu…” jawabnya tersipu.

Eciyeee…

“Trus teteh siapa?” bertiga serempak bertanya.

“Ehm… aku…, akum ah apa atuh, hanya muggle yang tersesat di dunia mimpi. Tolong!, kembalikan aku ke jalan yang lurus! Bawa aku ke dunia nyata!” aku memohon.

“Oke-oke woles, don’t worry be happy”

Cling!!!

Tiba-tiba saya sudah berada di King Crong Station, di depan palang tiga seperlima yang katanya legendaris itu.

Woee.. seperti apa yang rasanya nglewati pintu ajaib ini?

Mereka menyarankan saya bergegas. Saya mengambil ancang-ancang.
Mundur…. Lari kencang, 1… 2… 3…

GUBRAKKK PLAK PRANG KOMPRANG  JEBYUUUUR PLUNG

Lho di mana ini??

Saya terbangun.

Ternyata di kamar.

Mereka betiga beneran sakti ya, pemirsa. Bisa mengantar saya dari stasiun king Crong ke dunia nyata.

THE END ~