Monday 30 May 2016

Hadits Menjelang Ramadhan




Menjelang Ramadhan, biasanya beredar banyak pesan, image bahkan video yang mengajak kita bemaaf-maafan. Beberapa, sambil menyampaikan Minal Aidin wa Faizin, ala hari lebaran. Ada juga yang sambil menyertakan hadits, yang katanya adalah doa Malaikat Jibril, seperti ini:  


Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1. Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
2. Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri
3. Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.



Well, saya sendiri kurang paham, sejak kapan budaya bermaafan ini muncul. Apakah sejak manusia mengenal HP, SMS, dan media sosial? Karena seingat saya, dulu jaman saya bayi, nggak pernah dengar orang maaf-memaafkan dan ampun mengampuni menjelang bulan puasa. Yaelaah… plis!


Bermaafan kan baik? So What gitu???

Iyak, maap-maapannya sih baik. Tapi… apa harus nunggu Ramadhan?

Bukan karena nunggu Ramadhan juga, mpok! Tapi karena sehari-hari lupa, maka mumpung inget aja, pas mau Ramadhan juga. wehehehe…


Dalil memaafkan banyak disebut di AlQuran, juga diriwayatkan dalam kitab Hadits. Dan sebagaimana syariatnya, memohon ampunan kepada Allah dan minta maaf ketika diri bersalah, wajib kita segerakan. Tak harus menanti event khusus datangnya Ramadhan, Hari Ibu, apalagi Valentine. Oh NO!!


Masalahnya lagi, setelah telusur kesana-sini, ternyata hadits tentang Do'a Malaikat Jibril tersebut, tidak ada asalnya.  Bahkan, dalam kitab kumpulan hadits maudhu’/palsu atau hadis dlo'if/ lemahpun, riwayat ini tidak ada.


yang ada adalah hadits berikut:


Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Amin..amin. .amin..".  

Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau :
"Wahai Rasulullah, saat Engkau naik ke atas mimbar, Engkau sampai mengatakan Amin (3x) (ada apakah gerangan?)"

Rasulullah kemudian memberikan keterangan sbb:

"Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : "Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan(puasa) , kemudian dia tidak mendapatkan pengAMPUNan (pada bulan Ramadhan tersebut), maka ia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah :Amin"

Kemudian aku meng aminkannya.

"Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu diantara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu diantara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan :Amin"

"Dan barang siapa yang dimana namaku disebutkan (didepannya) , kemudian dia tak memberikan shalawat kepadaku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan "Amin" (H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

beberapa hadis lain memiliki isi serupa, diriwayatkan oleh periwayat hadis berbeda.


Jadi, saya bertanya-tanya. Apakah barangkali, ini hadits akhir jaman yang diriwayatkan melalui copy paste HP ke HP atau status demi status? Bisa jadi. Maka marilah menjadi warga negara dari komunitas terpelajar yang bijak, yang tak gampang tertipu postingan panjang,  dengan dalil menebarkan manfaat.

Jadi ingat betapa selektifnya para Imam Hadits dalam pergulatan panjangnya memburu hadis Nabi saw.

Saya juga mikir, betapa girangnya sang pemalsu hadits jika ternyata hadits palsu yang diselewengkannya ini masyhur di masyarakat, dengan periwayatan yang mutawatir



image source:  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8LYP1pqfrtjSdTAO1Lk39u2cYyysz1wF2bByVyT4XEoiv08pM29WidUDclWMxsTK1zj6KlnXbDziW_DKguebqaH95uy7MSEohMIqQ8prm_MGwZbC8L-K8zk8ZnV1xZJZFrgQ9C3rOcXG3/s1600/Menjelang+Ramadhan.jpeg

2 comments:

  1. Karena hal begini, maka saya males forward2 begituan.. Apalagi kalau nggak tau bener atau salah.. Hehe..

    Terimakasih sudah mengingatkan..

    ReplyDelete
  2. Tulisan ini mengingatkanku untuk berhati-hati dalam menulis, membagi info. Segala yang kita perbuat tentu akan diminta pertanggungjawabannya, ya kan ya...

    ReplyDelete